BANDUNG – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo memperkirakan empat dari 24 pelabuhan yang tengah dalam proses pembangunan dan revitalisasi dapat beroperasi pada 2018.
Dia menyatakan pemerintah merancanakan pembangunan dan revitalisasi 24 pelabuhan sebagai penopang tol laut, dimana lima dari 24 pelabuhan tersebut merupakan deep-see port atau pelabuhan peti kemas besar.
Adapun, lima pelabuhan tersebut yaitu Tanjung Priok di Jakarta, Teluk Lamong di Surabaya, Kuala Tanjung di Sumatera Utara, Makassar New Port di Makassar, dan Pelabuhan Sorong di Papua Barat.
“Dari lima itu, yang empat sudah sedang dibangun, dan Insya Allah keempatnya pada 2018 sudah mulai jadi,”katanya saat ditemui di acara Peringatan 95 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Institut Teknologi Bandung (ITB), Jumat (3/7).
Dia melanjutkan pembangunan Pelabuhan Sorong saat ini baru masuk pada tahap evaluasi desain, sebab desain dari pelabuhan besar yang akan dibangun di Papua Barat itu baru selesai minggu lalu.
Dalam desain yang dirancang, kelima pelabuhan peti kemas besar itu diintegrasikan dengan kawasan-kawasan industri baru guna menjamin ketersediaan kargo dan mengefisiensikan sistem logistik nasional.
Ditanya soal kebutuhan dana investasi yang dikeluarkan pemerintah untuk pembangunan kelima pelabuhan tersebut, Indroyono enggan menyebutkan karena dia mengaku lupa detail angkanya.
“Biaya keempat pelabuhan itu business to business. Jadi anggaran dari Pelindo, dari masing-masing pelabuhan dengan konsesi perbankan segala macam, jadi tidak pakai APBN. Itu yang sampai sekarang,”sebutnya.
Dia memandang konsep pembiayaan melalui business to business itu sebagai skema yang tepat. “Yang jelas ini bagusnya, artinya perusahaan PT Pelindo itu hidup, kredibel, dan bonafide.”
PT. Pelindo IV sempat melansir keterangan terkait dana investasi yang nilainya mencapai Rp 3,17 triliun, untuk pengembangan dan revitalisasi sembilan pelabuhan kelolaan di kawasan timur Indonesia.
Pelabuhan kelolaan Pelindo IV yang direvitalisasi meliputi Pelabuhan Kendari, Pelabuhan Tarakan, Pelabuhan Ambon, Pelabuhan Ternate, Pelabuhan Jayapura, Pelabuhan Merauke, Pelabuhan Manokwari, Pelabuhan Bitung, dan Pelabuhan Sorong yang tergolong deep see port.
Terkait sumber dana, secara terperinci disebutkan dana revitalisasi tersebut berasal dari kas internal perseroan sebesar Rp 1,17 triliun dan dari penyertaan modal negara (PMN) dengan besaran mencapai Rp 2 triliun.
Dana yang bersumber dari kas internal perseroan serta alokasi dari pemerintah pusat itu dikeluarkan secara bertahap mulai 2015 hingga 2018 sesuai dengan perencanaan pengembangan pelabuhan.
Indroyono menuturkan biaya pembangunan infrastruktur yang berasal dari APBN dapat dilihat dari anggaran Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera yang memiliki anggaran besar.